Jelajah Alam Sekitar (JAS) Kartasura tentang Penguatan Riset dan Kearifan Lokal untuk Mewujudkan 8 Dimensi Profil Lulusan SMA Negeri 1 Kartasura
KARTASURA - Dalam rangka memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka serta memperkaya pengalaman belajar peserta didik, SMA Negeri 1 Kartasura kembali mengadakan kegiatan bertajuk “JAS Kartasura: Jelajah Alam Sekitar Berbasis Riset untuk Akselerasi 8 Dimensi Profil Lulusan”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 3 Desember 2025, mulai pukul 13.00 hingga 15.30 WIB, secara daring melalui Zoom, tanpa mengurangi esensi interaksi dan antusiasme peserta.
Acara yang sarat manfaat ini dipandu oleh Ibu Ira Dewi Setyowati, S.Pd, yang dengan penuh kehangatan dan energi positif mampu menjaga dinamika kegiatan tetap hidup dan menarik sepanjang sesi. Beliau membangun suasana yang ramah, interaktif, dan mendorong keterlibatan aktif para peserta, baik dari kalangan guru, siswa, maupun civitas akademika SMA Negeri 1 Kartasura.
Mengawali Acara: Keynote Speech yang Menginspiras. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala SMA Negeri 1 Kartasura, yang juga bertindak sebagai keynote speaker, dengan membawakan materi berjudul: “Transformasi Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal untuk Akselerasi 8 Dimensi Profil Lulusan.”
Dalam paparan pembuka yang komprehensif tersebut, beliau menekankan pentingnya peran kegiatan kokurikuler sebagai wahana pengembangan karakter dan kecakapan peserta didik. Lebih jauh, beliau mengajak seluruh guru dan siswa untuk menjadikan lingkungan sekitar Kartasura sebagai sumber belajar yang kaya dan relevan. Beliau juga menyoroti bahwa penguatan 8 Dimensi Profil Pelajar Pancasila—di antaranya kemandirian, kreatif, bernalar kritis, gotong royong, kebhinekaan global, dan berakhlak mulia—tidak hanya dapat dicapai melalui pembelajaran teori, tetapi harus diwujudkan melalui pengalaman nyata berbasis riset dan kontekstual.
Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari enam narasumber kompeten yang menggali potensi kearifan lokal Kartasura. Setiap narasumber memberikan perspektif unik tentang bagaimana lingkungan sekitar dapat menjadi ruang pembelajaran yang kaya untuk kegiatan kokurikuler berbasis riset.
- Bapak Agus Sumarno, S.Pd
Tema: Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal Pasar Tradisional Kartasura

Dalam presentasinya, beliau menjelaskan bahwa pasar tradisional bukan sekadar tempat transaksi ekonomi, tetapi juga ruang interaksi budaya, sosial, manajemen usaha, hingga dinamika masyarakat. Peserta didik dapat melakukan berbagai bentuk riset, mulai dari sistem distribusi barang, perilaku konsumen, hingga peran pasar dalam ekosistem perekonomian lokal.
- Bapak Syaeful Nurochim, S.Pd
Tema: Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal Keraton Kartasura

Materi beliau menjadi salah satu yang paling mencuri perhatian. Keraton Kartasura sebagai situs sejarah memiliki kekayaan nilai budaya, arsitektur, hingga perjalanan politik Jawa yang sangat relevan untuk dikaji. Beliau menekankan bahwa riset peserta didik di kawasan Keraton dapat melatih kepekaan budaya, menggali narasi sejarah yang mulai terlupakan, dan mengembangkan kemampuan literasi historis.
- Ibu Dra. Sad Budi Nuraini
Tema: Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal Sentra Industri Tahu Brontowiryan

Industri tahu Brontowiryan merupakan ikon UMKM lokal yang melibatkan proses produksi, distribusi, dan manajemen usaha yang menarik untuk diteliti. Peserta didik diajak untuk memahami aspek ilmu pengetahuan dalam pembuatan tahu, nilai ekonomi yang dihasilkan, serta potensi pengembangan industri lokal berbasis komunitas.
- Bapak Arif Handaka, M.Pd
Tema: Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal Sentra Kerajinan Rotan Trangsan

Pada sesi ini, peserta diperkenalkan pada kekayaan seni dan kerajinan rotan Trangsan yang telah dikenal luas hingga pasar internasional. Melalui pendekatan riset, siswa dapat mempelajari proses produksi, inovasi desain, strategi pemasaran, serta tantangan pelestarian kerajinan tradisional di tengah perkembangan industri modern.
- Bapak Topo Susilo, S.Pd
Tema: Kokurikuler Berbasis Riset dan Kearifan Lokal Budidaya Maggot Kalitan

Sesi penutup dari para narasumber menghadirkan inovasi menarik melalui topik tentang budidaya maggot. Materi ini memberi wawasan baru bagi peserta mengenai pengelolaan limbah organik, pemanfaatan maggot sebagai solusi ramah lingkungan, hingga potensi ekonominya. Tema ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak hanya terbatas pada budaya atau sejarah, tetapi juga pada praktik ekologis masyarakat.
Acara berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme. Ruang virtual Zoom dipenuhi dengan komentar positif, tanggapan aktif, serta interaksi yang menggambarkan minat tinggi terhadap penerapan pembelajaran berbasis riset. Pada sesi tanya jawab, banyak peserta mengajukan pertanyaan yang menunjukkan keinginan kuat untuk menerapkan model kokurikuler berbasis lingkungan sekitar. Beberapa pertanyaan menyoroti:
- Cara memetakan potensi riset lokal untuk kegiatan kokurikuler
- Tantangan guru dalam membimbing riset di lapangan
- Solusi menghadapi keterbatasan waktu, sarana, atau koordinasi
- Strategi mengintegrasikan temuan riset siswa ke dalam proyek pembelajaran
Diskusi yang terbentuk terasa hangat dan saling menguatkan, memberi gambaran bahwa seluruh warga sekolah memiliki semangat yang sama untuk bergerak menuju pembelajaran yang lebih bermakna. Sebagai penutup kegiatan, seluruh peserta mengikuti sesi foto bersama secara daring, yang menjadi simbol komitmen bersama dalam mendukung transformasi pendidikan berbasis riset dan kearifan lokal. Meskipun dilakukan secara online, momen kebersamaan tetap terasa kuat dan penuh makna. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan dalam membangun tradisi riset di SMA Negeri 1 Kartasura serta membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.